Menelusuri Istana Oei Tiong Ham, Sang Raja Gula

Halo, Kawan Dolan! Berawal dari maraknya hashtag #CrazyRichSurabayan, kami tergelitik untuk mengulas salah satu #CrazyRichSemarangese, Oei Tiong Ham. Kami beruntung, rute bersukariawalk akhir pekan lalu adalah  Radja Goela. Rute ini didedikasikan untuk sang taipan dari Semarang.

Sedikit bocoran, rute ini miskin spot foto. Siapkan indera penglihatan dan pendengaran, juga buku catatan. Daya imajinasi juga akan terlatih sebab peserta akan dimanjakan dengan cerita, terutama tentang Istana Balekambang, tempat tinggal Oei Tiong Ham dan keluarganya. Kalau belum sempat ikut tur, silakan simak sedikit kisahnya berikut ini.

Istana dengan Kebun Binatang Pribadi

Oei Tiong Ham dan keluarganya tinggal di kawasan Gergaji. Tempat tinggal keluarga ini disebut sebagai Gedong Gergaji atau Istana Balekambang. Kawan Dolan masih bisa menikmati kemegahan bangunan utama (sekarang berfungsi sebagai Kantor OJK Regional 3 Jateng dan DIY). Sayangnya, bagian lain sudah tidak bersisa.

Bekas Istana Oei
Gedung OJK Regional 3 Jateg dan DIY

Bagian Teras

 

Aslinya, rumah tinggal keluarga Oei Tiong Ham terletak pada sebidang lahan seluas 92 hektar, atau sekitar 130 kali luas lapangan sepak bola berstandar internasional. Konon, cucu Oei Tiong Ham harus didampingi pengasuhnya saat bermain. Ngeri nyasar mungkin ya?

Rumah Oei Tiong Ham
Halaman Rumah, dilihat dari Djomblang (sekarang daerah Jl Rinjani) (Sumber)

Sangatlah wajar jika melengkapi rumah dengan taman dan kolam ikan. Uniknya, rumah keluarga kaya ini justru dilengkapi dengan bukit karang, dan kebun binatang pribadi! Pemandu kami mengisahkan, pada masa itu, masyarakat sekitar bukan dibangunkan dengan kokok ayam jantan, tapi auman singa. Perkiraan lokasi kebun binatang ada di perempatan Jl. Pahlawan – Jl Veteran, yang sekarang dipakai sebagai Markas Polda Jateng.

Bukit Karang di Rumah Oei Tiong Ham
Bukit Karang di Rumah Oei Tiong Ham (Sumber)

Ornamen Unik

Pada bangunan utama, ada dua ornamen yang menarik perhatian kami karena keunikannya. Ornamen yang pertama adalah ukiran pada daun pintu. Sekilas, ukiran ini nampak biasa, namun jika dicermati, ukiran ini terdiri dari beberapa garis lengkung dan lingkaran. Konon, dari jarak tertentu akan terbaca inisial sang pemilik rumah, yaitu OTH.

Ornamen Pada Bekas Istana Oei Tiong Ham
Perhatikan Ujung Saluran Airnya

Ornamen unik kedua adalah hiasan pada saluran air, terutama pada bagian ujung saluran. Terdapat tambahan besi yang seolah-olah berfungsi sebagai hidung dan mata. Sampai saat ini kami belum menemukan filosofinya, namun keberadaan ornamen ini seakan-akan menunjukkan ada banyak penjaga yang siap sedia di setiap sudut rumah.

Banyak Ruang Pada Istana Oei Tiong Ham Dulu

Ketika berjalan ke bagian samping kanan bangunan, terlihat jendela yang berderet-deret. Deretan ini seolah menjadi bukti bahwa bangunan ini adalah tempat tinggal yang benar-benar luas. Menurut cerita pemandu dan sesuai dengan artikel di salah satu media, ada belasan kamar di bangunan ini. Selain kamar, ada sekitar 200 ruangan dengan berbagai fungsi. Wah, kalau dipakai petak umpet pasti seru, ya?

Ornamen Pada Tiang Bangunan
Ornamen Lain Pada Tiang di Bagian Teras

Babak Terakhir Kehidupan Oei Tiong Ham

Sembari kami melanjutkan perjalanan melalui gang-gang sempit di belakang Istana Gergaji, pemandu dari bersukariatour melanjutkan ceritanya. Seiring dengan memudarnya kejayaan Oei Tiong Ham, hartanya juga berkurang sedikit demi sedikit. Misalnya, Kampung Gergaji di belakang istana, awalnya adalah halaman belakang istana. Sekitar tahun 1960-an, perusahaan miliknya juga berpindah tangan menjadi perusahaan pemerintah, seperti PT. Phapros dan PT. Rajawali Nasional Indonesia.

Lokasi Yang Diduga Bekas Kandang Kuda Oei Tiong Ham
Diduga Bekas Kandang Kuda Oei Tiong Ham

Perjalanan kali ini benar-benar memberikan kesan mendalam bagi kami. Kami sangat bersemangat mendengar cerita sang Raja Gula membangun bisnisnya, juga ikut larut dalam kesedihan saat mendengar akhir tragis kehidupannya. Benar kata orang bijak, “kekayaan sifatnya hanya sementara, tapi nama baik akan selalu dikenang”.

6 Replies to “Menelusuri Istana Oei Tiong Ham, Sang Raja Gula”

  1. Setelah lihat foto bangunan ini langsung bedah stok foto dan ternyata aku pernah motret pre-wedding temanku dari Jakarta di tempat ini… Hahahaha.

    Dulu nggak tahu kalau tempat ini menyimpan kisah sejarah.

    Menarik disimak kisah horang kaya ini ya…

    Salam.

      1. dimana itu? kakak saya pernah cerita klo kawasan OTH ga cuma disitu tapi lebih luas lagi, ada di dr. Ismangil / Manyaran gitu (klo tidak salah ingat) 🙏

        1. Halo, kak. Ini di kawasan Gergaji.
          Ada peninggalan lain OTH di daerah Simongan, namanya Gedong Dhuwur, kak. Kami belum sempat berkunjung ke sana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *