Ereveld Kalibanteng Semarang, Tempat yang Dimuliakan

Halo, Kawan Dolan! Meskipun sempat masuk daftar tunggu, tetapi keberuntungan masih berpihak pada kami. Tim bersukariawalk memperbolehkan kami ikut dalam walking tour spesial di Ereveld Kalibanteng Semarang setelah ada beberapa peserta lain yang mundur. Seasyik apa sih walking tour di Ereveld Kalibanteng? Yuk, ikuti saja cerita keseruan kami saat berkunjung ke sana!

Walking Tour di Ereveld Kalibanteng Semarang
Walking Tour di Ereveld Kalibanteng Semarang

Sekilas tentang Ereveld

Ereveld, yang mengandung kata Belanda ere, memiliki makna sebagai tempat yang dimuliakan, atau Taman Makam Pahlawan. Menurut Yogi Fajri, salah satu guide dari Bersukaria Walk, inilah yang membedakan ereveld dengan kerkhoff. Kerkhoff biasanya memiliki makna sebagai pemakaman umum yang berada di halaman gereja atau kerk.

Ada tujuh ereveldĀ  di Indonesia, yaitu Ereveld Kembang Kuning (Surabaya), Ereveld Candi dan Kalibanteng (Semarang), Ereveld Leuwigajah (Cimahi), Ereveld Pandu (Bandung), lalu Ereveld Menteng Pulo dan Ancol (Jakarta). Ketujuh Ereveld di Indonesia berada di bawah naungan Oorlogsgravenstichting atau OGS yang berkantor pusat di Den Haag, Belanda.

Kami beruntung, Direktur OGS untuk Indonesia, Robbert van de Rijdt dan Kepala Ereveld Kalibanteng, Eko Boedi Listyanto, turut mendampingi walking tour di Ereveld Kalibanteng. dengan kehadiran beliau berdua, maka makin lengkap informasi yang kami dapatkan. Yang lebih penting, informasinya langsung berasal dari sumbernya.

Ereveld Kalibanteng

Nah, dimanakah lokasi Ereveld Kalibanteng ini? Jika Kawan Dolan menuju ke Kota Semarang dari arah barat, maka silakan tengok kiri menjelang flyover Kalibanteng. Tempatnya ditandai oleh pepohonan rimbun di sepanjang pagar. Kawan Dolan juga akan melihat jejeran nisan putih dan hamparan rumput hijau. Suasanya nampak adem dan asri.

Jika kamu berkenan mampir, maka berhentilah di gerbang bertuliskan Ereveld Kalibanteng. Pak Eko mengatakan bahwa Ereveld Kalibanteng terbuka untuk siapa saja mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB setiap harinya. Jika pintu gerbang tertutup, maka tinggal pencet bel saja. Pintu gerbang ditutup untuk alasan keamanan. Lokasi Ereveld Kalibanteng ini memang berada di tepi jalan utama yang menghubungkan Semarang dengan kota-kota di bagian barat.

Mr. Robbert menambahkan bahwa tidak ada biaya atau aturan khusus untuk mengunjungi Ereveld Kalibanteng. Namun, pengunjung hendaknya menjunjung norma kesopanan, terutama saat mengambil gambar.

Walking Tour Ereveld Kalibanteng Semarang

Di awal tour, Mr. Robbert dan Pak Eko menunjukkan buku yang berisi data orang-orang yang dimakamkan di Ereveld Kalibanteng. Data ini juga tersedia secara daring sehingga keluarga yang ingin melacak makam nenek moyangnya bisa mengaksesnya dari mana saja.

Mr Robbert dan Pak Eko menunjukkan buku berisi data orang yang dimakamkan di Ereveld Kalibanteng Semarang

Terdapat sekitar 3.000 makam di Ereveld Kalibanteng, yaitu terdiri dari makam warga negara Belanda, juga makam warga negara lain, termasuk Indonesia. Menariknya, penataan makam di Ereveld ini ditempatkan sesuai desain utama pemakaman. Makanya jangan heran kalau Kawan Dolan melihat jejeran nisan yang sangat rapi di Ereveld. Khusus makam Muslim, penempatannya disesuaikan dengan aturan pemakaman dalam Islam.

Nisan di Blok Muslim
Nisan di Blok Muslim

Bentuk nisan menunjukkan agama/kepercayaan yang dianut semasa mereka hidup. Misalnya, nisan berbentuk salib bagi penganut Kristen/Katolik, nisan lurus untuk penganut agama Islam, serta nisan berbentuk bintang segi enam untuk mendiang beragama Yahudi. Ukuran nisan juga disesuaikan dengan usia mendiang saat meninggal dunia. Misalnya, nisan anak-anak pasti akan berukuran lebih kecil daripada nisan dewasa.

Nisan melambangkan kepercayaan.
Nisan melambangkan kepercayaan

Penghargaan kepada mendiang pun ditunjukkan dengan perawatan nisan. Tidak ada nisan yang kusam atau kotor meskipun terpapar debu dan residu asap kendaraan. Petugas Ereveld Kalibanteng membersihkan nisan-nisan yang terbuat dari beton ini secara rutin dan berurutan per bagian blok.

Menjaga kebersihan nisan di Ereveld Kalibanteng Semarang
Pengelola selalu menjaga kebersihan nisan

Cerita dari Orang Terkasih

Kami berhenti cukup lama di satu nisan. Ada boneka beruang tergeletak di dekatnya. Pak Eko memperbaiki letak boneka dan menaruhnya di bagian tengah nisan. Kami sempat berhenti agak lama di spot ini untuk mendengarkan salah satu kisah pilu akibat perang.

Boneka itu sudah ada sejak lama, dibawa oleh kakak kandung Opa Veth. Dilihat dari tanggal yang tertulis di nisan, Opa Veth masih sangat muda saat ia meninggal dunia. Saat itu, Opa Veth dan kakaknya bepergian. Tiba-tiba, sang kakak memutuskan untuk menonton pertunjukan dan meminta Opa Veth (mungkin beserta pengasuh atau keluarga yang lain) untuk pulang terlebih dahulu.

Malang tak dapat ditolak, terjadi suatu kerusuhan yang mengakibatkan Opa Veth meninggal. Kawan Dolan mungkin bisa turut merasakan penyesalan yang mendalam dari sang kakak. Seandainya mereka bersama-sama menonton pertunjukan, mungkin Opa Veth tidak akan menjadi korban.

Ereveld Kalibanteng
Ereveld Kalibanteng

Kisah Opa Veth dan kakak kandungnya ini hanyalah satu dari sekian banyak cerita pilu akibat perang. Kita tidak akan pernah tahu tahu apa yang dirindukan, sampai hal tersebut benar-benar hilang dari hidup kita.

Kesempatan berkunjung ke Ereveld Kalibanteng ini seakan menjadi pengingat untuk menghargai kedamaian dan kehidupan. Tak salah, jika kawasan ini mendapat julukan tempat yang dimuliakan – Ereveld.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *