Bodjongstraat: Saksi Perkembangan Kota Semarang

Kota Lama Semarang dikenal sebagai kawasan yang sarat dengan bangunan peninggalan Belanda. Jika tertarik dengan sejarah tetapi sudah selesai menyusuri Kota Lama, Kawan Dolan bisa bergeser ke kawasan di sebelahnya, yaitu sepanjang Jalan Pemuda atau yang dulunya dikenal dengan nama Bodjongstraat. Ruas jalan ini juga menarik untuk dijelajahi.

Ada deretan bangunan-bangunan lawas yang memesona. Beberapa masih mempertahankan bentuk  aslinya, tetapi ada pula yang sudah mengalami proses renovasi. Gedung-gedung yang masih digunakan, beberapa juga sudah beralih  fungsi.

Jalan Pemuda membentang dari ujung Kota Lama (mulai Jembatan Mberok) sampai ke Tugu Muda. Dari hasil penelusuran kami di beberapa website, Bodjong diambil dari Bahasa Belanda bod yang artinya menawarkan dan jong, yang memiliki arti pemuda. Sejak zaman Belanda, bodjongstraat sudah difungsikan sebagai pusat pemerintahan dan bisnis karena letaknya yang strategis.

Tidak berbeda dengan di masa lampau, saat ini Jalan Pemuda masih menjadi salah satu ruas jalan tersibuk di Kota Semarang. Ada berbagai kegiatan yang dapat dengan mudah diamati pada hari kerja, misalnya seperti perdagangan, perkantoran, dan pendidikan.

Bodjongstraat
Perempatan Gendingan – Pasaraya Sri Ratu

1. Pasaraya Sri Ratu – Pusat Perbelanjaan Elit di Bodjongstraat

Sekitar Juli 1978 hingga 2019 Pasaraya Sri Ratu merupakan pusat perbelanjaan elit yang mengusung konsep One Stop Shopping. Namun, kini Pasaraya Sri Ratu telah berhenti beroperasional dan sedang dalam proyek pembangunan menjadi Queen City Mall. Jika ditarik lebih ke belakang lagi, dulunya di lokasi Pasaraya Sri Ratu ini berdiri sebuah restoran bernama Smabers & Co yang dikenal sebagai spesialis kue-kue kering.

Smabers & Co (Pic: @CeritaDunia)

2. Toko Oen

Toko Oen adalah restoran yang diinisiasi oleh Oen Tjoen Hok. Pusatnya berada di Jakarta. Kisah Toko Oen cabang Semarang dimulai tahun 1935, saat Oen Tjoen Hok membeli bangunan yang berada persis di seberang Smabers & Co. Setahun kemudian, bangunan tersebut difungsikan sebagai Toko Oen cabang Semarang. Hingga saat ini Toko Oen Semarang masih beroperasional dan selalu ramai dikunjungi oleh warga lokal maupun wisatawan. Menu yang disajikan masih sama dengan menu asli yang disajikan oleh Oma Oen. Bahkan, ada beberapa yang masih menggunakan bahasa Belanda, seperti huzarensalade dan bitterballen.

3. Gedung ex-ACE Hardware

Gedung ex-ACE Hardware berada di perempatan Jl Pemuda – Gendingan (perempatan Duwet). Sekitar 1940-an, gedung ini digunakan untuk menjual peralatan rumah tangga. Gedung ini persis berlokasi di sebelah kiri, ketika Kawan Dolan belok kiri dari Jl Gajahmada ke Jl Pemuda (menuju ke Tugu Muda)

ex-ACE Hardware

4. Nambie Toko Alat Tulis dan Kantor

Nambie sudah ada sejak 1930an. Sempat menjadi percetakan dan apotek. Namun, justru lebih laris ketika menjadi toko alat tulis. Saat ini Nambie dikelola oleh generasi kedua. Di sebelah Toko Nam Bie, terdapat sebuah gedung lain dengan tulisan “Toko Naga Mas” di bagian atasnya. Uniknya, alamat ex Toko Naga Mas ini masih menggunakan nama Bodjong. Sayangnya, bangunan Toko Naga Mas sudah tidak digunakan lagi.

Bodjongstraat
Toko Nam Bie

5. Gedung ATM Bank Mandiri

Saat melintas di Jalan Pemuda Semarang, Kawan Dolan pasti tidak akan melewatkan gedung dengan fasad setengah lingkaran yang didominasi warna putih. Saat ini gedung tersebut difungsikan sebagai ATM Center Bank Mandiri. Arsitektur bangunannya masih kental bergaya kolonial. Dulunya gedung ini berfungsi sebagai woning bureau atau agen real estate. Seiring perkembangan kawasan, bangunan berarsitektur unik ini juga pernah menjadi menjadi Bengkel Pacific Motor.

ATM Bank Mandiri

6. Gedung-gedung BUMN

    • Perusahaan Gas Negara (PGN)

Di seberang Gedung ATM Center Bank Mandiri, terdapat bekas kantor Nederlandsch-Indische Gas-Maatschappij. Gedung ini sekarang menjadi kantor Perusahaan Gas Negara dan masih mempertahankan bentuk aslinya. Sekitar tahun 2018, renovasi cukup besar dilakukan di bangunan utama kompleks perkantoran ini untuk memperbaiki atap yang ambrol karena usia.

Kami pernah mendapatkan kesempatan untuk masuk ke beberapa ruangan dan mendapati bagian interior gedung masih dalam kondisi baik. Sayangnya, karena termasuk dalam objek vital, kami tidak dapat mengambil gambar.

    • Gedung PLN

Bangunan gedung PLN berada di ujung Jalan Tanjung. Dulunya gedung ini digunakan sebagai tempat perusahaan listrik belanda (ANIEM). 

    • Gedung Pertamina

Gedung Pertamina mudah sekali ditemukan. Selain karena arsitektur yang khas, lokasinya juga persis di sebelah Mall Paragon. Gedung Pertamina dulunya digunakan sebagai kantor Bataafsche Petroleum Maatschappij, sebuah perusahaan minyak.

7. Mall Paragon

Di lokasi berdirinya Mall Paragon dulunya adalah Societeit de Harmoni atau tempat nongkrong kaum elit di kawasan bodjongstraat. Tempat tersebut kemudian berubah menjadi GRIS yang dikenal sebagai tempat pentas kelompok Wayang Orang legendaris: Ngesti Pandowo. Bisa dikatakan, lokasi ini ditakdirkan sebagai pusat hiburan karena di lokasi yang sama sekarang berdiri Mall Paragon dan Hotel Po. Sisa-sisa GRIS masih dapat dilihat di restoran Hotel Po, tetapi hanya sebatas sebagai nama restoran hotel.

8. SMA 3

Dulunya bangunan SMA 3 adalah Hoogere Burgerschool (HBS). HBS setara dengan pendidikan SMP dan SMA. Masa belajarnya hanya 5 tahun. Lebih singkat dibandingkan dengan menempuh pendidikan di MULO (SMP) selama 3 tahun + AMS (SMA) selama 3 tahun.

HBS sudah ada sejak 1 November 1877. Kemudian dari bodjongstraat, HBS dipindah ke gedung baru di Jalan Oei Tiong Ham pada 1937. Yang menarik dari gedung ini, nomornya tetap 149, dan tidak pernah mengalami perubahan fungsi selain sebagai tempat pendidikan.

9. SMA 5

Dulunya adalah Chinese English School “Hwa Ing”. Sekolah ini didirikan oleh Thio Thiam Tjong, seorang saudagar yang berkiprah di bidang politik dan pendidikan Indonesia. Salah satu kiprahnya yang masih bisa dilihat sampai sekarang adalah Universitas Tarumanegara Jakarta.

10. Balai Kota

Bangunan utama kompleks Balaikota Semarang tadinya adalah villa milik orang belanda, Gimberg. Bangunan ini mengalami perubahan fungsi dari rumah tinggal menjadi gedung utama Stadsgemeente Semarang serta sebagai kantor “Burgemeester (Wali Kota).

Bodjongstraat
Pic: TROPENMUSEUM

11. DP Mall

Di lokasi DP Mall dulunya adalah panti asuhan kristen. Replika gerbangnya masih bisa dilihat sampai sekarang. Pada tahun 1946, bangunan panti asuhan sempat difungsikan menjadi Kamp Pengungsian yang menampung sekirar 14.000 pria, wanita, dan anak-anak dari Malang. Tidak diketahui kapan bangunan asli Panti Asuhan dihancurkan.

12. Tugu Muda di Ujung Bodjongstraat

Di ujung bodjongstraat terdapat Lapangan Tugu Muda yang memiliki nama asli Wilhelminaplein. Fungsinya sebagai tempat berkumpul warga. Pada 1951, diputuskan untuk menggunakan lokasi ini sebagai tempat didirikannya Tugu Muda guna mengenang Pertempuran Lima Hari. Menariknya, lokasi awal pembangunan Tugu Muda adalah di kawasan Alun-alun Semarang yang akan dibangun tahun 1945, tetapi batal karena perang.

Kawasan Tugu Muda sendiri dikelilingi oleh beberapa bangunan bersejarah, seperti:

    • Lawang Sewu (ex-Kantor Perkeretaapian) dan saksi bisu Pertempuran Lima Hari di Semarang.
    • Gereja Katedral Semarang. Dulunya bekas kantor Dinas Kesehatan “Diens Voor Volksgezondheid” yang kemudian dipugar dan direnovasi menjadi sebuah gereja pada 9 Oktober 1927.
    • Museum Mandala Bhakti. Dulunya gedung pengadilan yang kemudian beralih fungsi menjadi museum milik Kodam IV Diponegoro.
    • Wisma Perdamaian atau De Vredestein, berumur sekitar 250 tahun (1754). Awalnya, dibangun Nicolaas Hartingh sebagai villa peristirahatan. Sering berjalannya waktu berubah fungsi pemanfaatan menjadi rumah dinas gubernur, sekolah, perkantoran, dan kini digratiskan untuk digunakan masyarakat.

Ada satu lagi bangunan yang tadinya menghiasi kawasan Tugu Muda, yaitu Pasar Bulu. Seperti Pasar Johar dan Pasar Jatingaleh, pasar ini dirancang oleh Thomas Karsten. Bangunan Pasar Bulu memiliki ciri khas tiang berbentuk cendawan. Atapnya juga dibuat bertingkat agar memperlancar sirkulasi udara dan memungkinkan cahaya masuk ke bagian dalam. Sayangnya, ciri khas ini tidak bisa dilihat lagi karena renovasi terkesan “menghilangkan” bangunan lama.

***

Nah, jika Kawan Dolan sedang berada di Kota Semarang, sesekali cobalah berjalan kaki menyusuri  bodjongstraat / Jalan Pemuda ini. Dimulai dari Jembatan Mberok hingga ke Tugu Muda, atau bisa juga sebaliknya. Waktu terbaik adalah di pagi hari atau sore hari. Tentunya selepas pandemi berlalu  ya, Kawan Dolan 🙂

4 Replies to “Bodjongstraat: Saksi Perkembangan Kota Semarang”

  1. Aku juga pernah nulis tentang jalan pemuda, tapi ga selengkap ini. 😀

    Jalan pemuda dari dulu hingga sekarang sudah difungsikan sebagai kawasan pemerintahan, pendidikan, dan hiburan. Sejak dahulu bisa dibilang posisinya sangat strategis. Dekat dengan alun-alun lama kota semarang, kotalama, dan 3 stasiun yang ada di semarang (poncol, tawang, dan jurnatan).

    Rumah Thio Thiam Tjong sekarang difungsikan jadi resto. Yaitu Good Fellas. Arsiteknya juga Thomas Karsten.

    1. Terima kasih untuk tambahan infonya, kak. Bodjong sebagai kawasan strategis memang belum bisa tergantikan di Kota Semarang

  2. Kenapa sejarah lokasi sebelum dibangun gedung KPP Keuskupan Agung semarang susah sekali didapat ya? Apakah bisa bantu? Jl.imam Bonjol 172

    1. Halo, Kak Anyo.
      Sampai sekarang kami juga belum dapat informasi tentang sejarah gedung KPP Keuskupan Semarang.
      Namun, biasanya gedung-gedung di bawah Yayasan Katolik memiliki catatan lengkap di bagian administrasinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *