Kata siapa jalan-jalan ke tempat yang ada embel-embel ‘pasar’ itu nggak menyenangkan? Coba berkunjung dulu ke Pasar Papringan yang ada di Kabupaten Temanggung. Pasar Papringan merupakan pasar tradisional berkonsep unik yang dikelola oleh Spedagi Movement dan Komunitas Mata Air. Nggak cuma memperhatikan lingkungan, pengelolaan pasarnya juga memberdayakan masyarakat setempat secara berkelanjutan.
Lokasi Pasar Papringan berada di Dusun Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Pasar ini buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon sesuai penanggalan Jawa. Jam operasionalnya mulai pukul 06.00 – 12.00 WIB. Namun jika kondisi ramai pengunjung, pasar bisa saja tutup lebih awal karena semua barang atau makanan dan minuman sudah habis terjual.
Kira-kira apa sih menariknya Pasar Papringan sampai harus rela bangun pagi untuk berkunjung ke sana?
Table of Contents
Pasar Papringan Memiliki Banyak Keunikan
Lokasinya
Kata papringan yang melekat pada nama pasar ini berasal dari kata pring. Dalam bahasa Jawa, pring memiliki arti ‘bambu’. Lokasi Pasar Papringan memang berada di tengah-tengah hutan bambu. Dulunya, oleh warga setempat, hutan bambu ini dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Namun sejak dikelola dan ditata dengan baik, ternyata bisa menjadi sebuah tempat yang sangat menarik.
Di Pasar Papringan, Kawan Dolan bisa menikmati nuansa alam serba hijau, serta udara yang sejuk dan segar. Suasana tenang khas pedesaan sangat terasa sekali. Cocok untuk melepas penat di akhir pekan. Bagi penggemar fotografi, ada banyak titik maupun aktivitas menarik yang bisa dijadikan objek foto. Begitu juga penggemar swafoto, hutan bambu yang tertata bisa menjadi latar berfoto yang ciamik.
Mata Uang Pring
Semua transaksi jual beli yang dilakukan di Pasar Papringan nggak menggunakan uang rupiah. Mata uang yang digunakan adalah mata uang pring. Mata uang pring ini terbuat dari bahan bambu yang dibuat menjadi bentuk kepingan.
Nilai tukar 1 pring sama dengan Rp 2.000,00. Kawan Dolan bisa menukarkan rupiah dengan mata uang pring ini di tempat penukaran uang yang tersebar di beberapa titik. Mata uang pring yang tersisa nggak bisa ditukarkan kembali ke rupiah. Namun bisa disimpan untuk digunakan di kunjungan berikutnya.
Konsep Tanpa Plastik
Para penjual di Pasar Papringan nggak menyediakan plastik untuk membungkus makanan dan minuman. Mereka hanya menggunakan alas daun pisang untuk menyajikan atau membungkus makanan.
Kawan Dolan bisa membawa belanjaan makanan / barang menggunakan wadah yang terbuat dari bambu. Ada satu lapak khusus yang menjual wadah bambu ini. Per wadah dihargai 2 pring. Kalau Kawan Dolan nggak mau membelinya, maka bisa membawa wadah sendiri dari rumah.
Fasilitasnya Memadai
Walaupun berada di tengah hutan bambu, pengelola Pasar Papringan tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. Mereka menyediakan fasilitas-fasilitas standar yang memadai.
Mulai dari toilet yang tersebar di banyak titik, bilik menyusui, tempat sampah, area khusus merokok, hingga pusat informasi.
Banyak Hal Seru Yang Bisa Dilakukan di Pasar Papringan
Kulineran
Inilah daya tarik utama dari Pasar Papringan. Tersedia banyak pilihan kuliner, mulai dari makanan berat, minuman tradisional, hingga jajanan tradisional yang sudah mulai langka. Sebut saja misalnya bajingan singkong, ketan bakar, lesah ayam kampung, jamu, wedang pring, gudeg, lontong mangut, hingga gono jagung.
Dijamin bikin kalian pengen beli ini itu dan jadi nggak berhenti ngunyah! Harganya pun murah meriah. Untuk makanan berat kisaran harganya 3-6 pring. Minuman 1-2 pring. Sementara jajanan/makanan ringan berkisar 1-5 pring saja.
Mencoba Permainan Tradisional
Pengelola Pasar Papringan menyediakan area bermain untuk anak-anak. Mulai dari ayunan, jungkat-jungkit, dan panjatan tersedia di area bermain tersebut. Semuanya dibuat dari bahan bambu.
Nggak cuma itu, ada juga alat permainan tradisional seperti egrang dan bakiak yang bisa dicoba untuk seru-seruan di Pasar Papringan. Kalian yang dewasa juga bisa mencobanya.
Membaca di Perpustakaan Mini
Jika lelah berkeliling, Kawan Dolan bisa coba bersantai di perpustakaan mini. Bentuk perpustakaan mini di Pasar Papringan cukup unik menyerupai keong. Lagi-lagi, bahannya pun terbuat dari bambu. Sepenglihatan kami, buku-buku yang tersedia di perpustakaan mini ini nggak cuma buku anak-anak saja.
Ada juga bacaan seperti novel untuk usia dewasa. Sayang koleksi bukunya masih sangat sedikit, serta penataannya pun kurang begitu baik. Semoga ke depannya bisa lebih ditingkatkan lagi oleh pengelola.
Belanja Hasil Tani
Ini juga menarik. Di Pasar Papringan, Kawan Dolan bisa membeli hasil tani atau hasil kebun penduduk setempat. Kapan lagi bisa belanja hasil alam yang segar langsung dari petaninya.
Ada macam-macam sayuran segar, cabe, ubi, singkong, tomat, nangka, pisang, dan lain-lain. Kisaran harganya antara 1-15 pring.
Belanja Kerajinan Tangan Dari Bambu
Oleh-oleh lain yang bisa dibawa pulang dari Pasar Papringan adalah kerajinan tangan yang dibuat dari bahan bambu. Kerajinan tangan ini adalah hasil karya penduduk setempat.
Jenisnya beragam, mulai dari alat makan dan minum, perlengkapan memasak, serta mainan tradisional. Kisaran harga aneka kerajinan tangan bambu ini 1-15 pring.
Menyaksikan Pertunjukan Kesenian Tradisional
Saat datang, pengunjung sudah disambut dengan alunan musik gamelan yang merdu. Sesekali akan ada selingan penampilan tarian atau kesenian tradisional yang dipertunjukan untuk menghibur pengunjung yang datang.
Pijat Tradisional
Di Pasar Papringan tersedia lapak untuk pijat tradisional. Saat kami datang, lapak tersebut diisi oleh tukang pijat tuna netra. Tarifnya disesuaikan dengan lamanya waktu pijat atau bagian tubuh mana saja yang ingin dipijat.
Wah, bisa dibayangkan nikmatnya pijat di tengah alam yang teduh. Cocok sekali kalau Kawan Dolan sedang lelah dan ingin rileks sejenak.
————
Nah, Pasar Papringan kurang menarik apalagi coba? Daripada penasaran, segera atur jadwal liburan akhir pekan ke Pasar Papringan. Eitss, tapi sebelumnya, kalian wajib kepo dulu ke instagram @pasarpapringan biar nggak ketinggalan update jadwal bukanya. Nggak lucu kan kalau sudah jauh-jauh ke sana, ternyata pasarnya malah tutup
wah, interesting, sangatttt! Jadi pengen kesana ASAP nih. TFS yah, rindu banget suasana beginian 🙂
Iya mbak, menarik banget. Datang sekali rasanya belum puas 😀
Semoga bisa segera main ke Pasar Papringan ya