Perpaduan Kuliner Melayu, India, dan Minang di Kepulauan Meranti

Saya orang Jawa yang begitu menginjakkan kaki di Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, langsung terpikat oleh rasa dan aroma makanan-makanannya. Selatpanjang merupakan ibu kota Kepulauan Meranti. Kepulauan Meranti dijuluki sebagai Kota Sagu sebab memiliki banyak tanaman rumbia yang menghasilkan tepung sagu. Sejumlah kuliner lokal pun menggunakan bahan ini, seperti mie sagu dan bubur sagu (sempolet).

Keunikan lainnya, kuliner di Kepulauan Meranti sangat kental dengan perpaduan cita rasa yang dipengaruhi oleh budaya, letak geografis, dan etnis yang mendiami wilayah ini. Menggali Ilmu Gastronomi menjadi salah satu cara untuk memahami karakteristik suatu daerah.

Dengan ilmu ini, kita akan mengenal makanan dari bahan baku juga kontekstualisasi sejarah makanan. Gastronomi India, Melayu, dan Minang mewarnai keberagaman kuliner Kepulauan Meranti. Yuk, kita ulik kisahnya.

Kuliner Kepulauan Meranti: Tercipta Berkat Pertukaran Budaya dan Lokasi Strategis

Kepulauan Meranti

Ada sekitar 217.607 jiwa penduduk di Kepulauan Meranti. Etnis Melayu dan Tionghoa mendominasi sebagian besar penduduk. Itulah sebabnya warisan kuliner, seperti olahan mie, identik berkuah gurih dan pedas. Cita rasa ini juga biasanya mendominasi jenis kuliner lainnya di Kepulauan Meranti.

Sekarang mari kita lihat secara geografis. Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki luas wilayah 3.707,84 km² dan terdiri dari 15 pulau, termasuk Pulau Rangsang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi. Selatpanjang terletak di Pulau Tebing Tinggi.

Jika kita perhatikan, kepulauan ini berdekatan dengan Singapura dan Malaysia. Kuliner khas kedua negara ini juga kental dengan pengaruh makanan khas India. Warga India di Singapura menjadi etnis terbanyak nomor tiga setelah Tionghoa dan Melayu. Selain itu, secara geografis, Kepulauan Meranti juga bersebelahan dengan Sumatera Barat. Tak heran jika cita rasa makanan Minang turut berpengaruh terhadap kuliner di tanah Meranti ini.  

Mudahnya Menjangkau Cita Rasa Kuliner Melayu, India, dan Minang di Kepulauan Meranti

Warga lokal Meranti banyak yang menggeluti usaha kuliner. Ada banyak hidangan yang mewarnai kekayaan kuliner di wilayah ini. Mulai dari soto bagindo, lontong sayur, sempolet, prata India, dan mie lendir. Menemukan semua makanan ini sangat mudah karena banyak tersedia di warung-warung kecil atau di kedai-kedai kopi. Harganya terjangkau dan worth to try

Mie sagu biasanya menjadi bahan utama atau bahan campuran makanan seperti sempolet, mie lendir, dan lontong sayur. Sedangkan, kuliner khas India (prata) dan kuliner khas Minang (soto bagindo) tidak menggunakan mie sagu sebagai bahan olah makanan. Penasaran seperti apa makanan-makanan tersebut?

1. Sempolet di Meranti, Kroco di Banyumas

Kuliner Kepulauan Meranti
Sempolet (Foto: Gita Octaviani)

Pada tahun 2020, Sempolet masuk dalam Anugerah Pesona Indonesia (API). Melansir dari riauin.com, sempolet menjadi salah satu dari 20 nominasi keunggulan pesona budaya nusantara Indonesia.

Jika melihatnya sekilas, sempolet mirip dengan kroco—kuliner khas Banyumas. Persamaan keduanya adalah bahan dasar pembuatannya, yaitu rebusan siput air atau siput sawah. Namun, secara tekstur, ada yang membedakan kedua hidangan ini. Tekstur kuah sempolet cukup kental karena terbuat dari campuran tepung sagu dan aneka sayur seperti kangkung serta daun melinjo. Sementara itu, kuah kroco teksturnya lebih cair.

Penyajian sempolet biasanya tanpa nasi. Nikmat sekali menyantapnya selagi hangat. Harga sempolet berkisar antara Rp10.000,00 sampai Rp15.000,00 per porsinya.

2. Lontong Sayur Asli Kepulauan Meranti

Lontong Sayur Kuliner Kepulauan Meranti
Lontong Sayur Meranti (Foto: Gita Octaviani)

Kuliner lontong sayur meranti tidak kalah menggugah selera. Isian dari lontong sayur meranti adalah ketupat, sayur nangka, telur rebus, dan mie. Kuah santan pekat dan pedas yang disiramkan di atasnya menyempurnakan kenikmatan kuliner ini. Tidak lupa, ada bawang goreng dan kerupuk yang menambah sensasi kriuk gurih.

Nah, khusus untuk mie di lontong sayur meranti ini ada dua pilihan. Pembeli bisa memilih ingin menggunakan mie sagu atau mie kuning. Kalau mau yang spesial, maka pilihlah mie sagu. Mie sagu ini menjadi salah satu makanan khas di Kepulauan Meranti. Harga seporsi lontong sayur meranti cukup terjangkau, yaitu berkisar Rp8.000,00-Rp10.000,00 saja.

3. Mie Lendir Cap Meranti

Mie Lendir Kuliner Kepulauan Meranti
Mie Lendir (Foto: Gita Octaviani)

Kuliner yang satu ini namanya cukup unik, ya? Mie lendir cap meranti adalah hidangan yang tersaji dari campuran mie kuning, tauge, kentang rebus, buah mentimun, telur rebus, bawang goreng, seledri, dan kerupuk.

Hidangan ini makin sempurna dengan siraman kuah kental kecoklatan. Penampakan kuah kentalnya menarik dan bikin ingin segera menyantapnya. Kuah mie lendir cap meranti ini terbuat dari kacang tanah goreng halus yang sudah diracik dengan bumbu-bumbu. Aneka bumbunya mulai dari bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit halus, cabe giling, udang giling, jintan putih, daun salam, air, garam, dan gula merah.

Tekstur kental pada kuahnya berasal dari campuran tepung kanji atau tepung maizena. Secara keseluruhan, cita rasa bumbu mie lendir cap meranti ini terasa gurih dan tidak manis.

Satu hal lagi yang cukup unik, yaitu saat makanan ini disajikan. Garpu dan sendok ditancapkan secara vertikal di atas tumpukan mie dan telurnya. Harga seporsi mie lendir cap meranti cukup murah, yaitu kisaran Rp10.000,00 saja.

4. Soto Bagindo Minang 

Soto Bagindo Cita Rasa Minang
Soto Bagindo (Foto: Gita Octaviani)

Perpaduan Tionghoa Melayu pada kuliner di Kepulauan Meranti tercermin dari soto bagindo. Soto bagindo adalah jenis soto dengan kuah kari merah, kerupuk, suwiran ayam, bihun, dan perkedel kentang.

Tersedia aneka cemilan yang tidak kalah menarik sebagai menu pendampingnya, seperti bakwan udang, sala lauak, dan aneka kerupuk. Sebagian orang mungkin masih asing dengan sala lauak ini. Sala lauak adalah kudapan olahan ikan asin khas Pariaman, Sumatera Barat. Sala lauak yang renyah ini cocok dipadukan dengan kuah soto bagindo yang pedas.

5. Prata India di Meranti Bak Martabak di Jawa

Prata India (Foto: Gita Octaviani)
Prata India (Foto: Gita Octaviani)

Kuliner Prata India juga ada di Kepulauan Meranti. Prata India ini seperti martabak di Jawa. Bedanya, prata disantap dengan kuah kari, serta sambal merah dan cabe rawit hijau.

Untuk isian prata hampir sama seperti martabak, yaitu bisa bervariasi, bisa kosongan, isi daging sapi, telor ayam, atau bebek. Biasanya orang-orang di sana menyantap prata di pagi hari untuk sarapan. Harga per porsinya di kisaran Rp10.000,00.

Lidah Jawa seperti saya ini begitu mudah beradaptasi dengan makanan-makanan di Kepulauan Meranti karena memang cita rasanya seenak itu. Dari pertukaran budaya dan letak geografisnya, perpaduan kuliner Melayu, Minang, dan India bisa dijangkau dengan mudah di Kepulauan Meranti. Saya rasa, ketika seseorang berkelana ke wilayah baru baiknya ia mempersilakan lidahnya untuk mencicipi berbagai  kuliner Indonesia yang kaya rasa.

Fyi, jika kalian orang Jawa yang ingin berkunjung ke kepulauan ini, kalian perlu menempuh perjalanan melalui jalur udara, kemudian lanjut melalui jalur laut. Rute jalur udara dari Jakarta ke Batam atau Pekanbaru, selebihnya melalui jalur laut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *