Jedag-Jedug Wisata Hingga Suara Azan yang Menggema: 6 Alasan Mengapa Perlu Ke Prawirotaman Sesekali Waktu Ketika di Jogja

Apakah kamu pernah ke Jogja? Pernah menginap di sekitar kawasan Prawirotaman Jogja? Jika belum, maka kamu wajib mencobanya!

Jaraknya memang cukup jauh dari Jalan Malioboro. Tepatnya, kawasan ini sudah berada di sekitar Jalan Parangtritis, yang biasa merupakan penanda arah selatan bagi masyarakat Jogja. Namun, Prawirotaman tak kalah seru untuk kamu jelajahi.

Kawasan yang sejak dekade 70-an mulai menjadi salah satu sentra turis, baik domestik maupun mancanegara ini, penuh dengan kejutan, loh. Mari kita ulas keseruan-keseruan yang dapat ditemukan di sekitar kawasan Prawirotaman Jogja.



1. Pasar SNI pertama di Jogja itu bernama Pasar Rakyat Prawirotaman

Apakah kamu tipe pelancong yang gemar dengan suasana pasar? Jika iya, maka berkunjung ke pasar di Prawirotaman adalah pilihan yang tepat. Suasana pasar yang berbeda dapat kamu temukan di sini. Lokasi pasarnya tidak jauh dari Jalan Prawirotaman II.

Kamu tahu tidak? Pasar Prawirotaman merupakan Pasar Rakyat SNI pertama di Jogja. Apa itu Pasar Rakyat SNI? Saya bahas sedikit, yuk.

Pasar Prawirotaman Jogja
Pasar Prawirotaman Jogja | Foto: R. Hidayat

Sejak tahun 2015, ada kriteria pasar rakyat dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Jadi, tidak cuma helm saja sekarang yang ada SNI-nya, ya. Secara garis besar, SNI Pasar Rakyat menekankan pada faktor kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.

Ada beberapa kriteria untuk bisa mendapatkan predikat Pasar Rakyat SNI. Yang pertama, pengelola pasar harus melakukan pendaftaran ke dinas terkait untuk legalitas, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, terkait persyaratan teknis, pasar harus memiliki standar bangunan yang cukup. Mulai dari tempat parkir yang memadai, akses lift, terpisahnya area penjual daging yang kerap menimbulkan bau, keselamatan dalam bangunan, hingga adanya ruang kolaborasi.

Oh iya, berdasarkan aturan tersebut, ada juga perubahan penamaan dari pasar tradisional menjadi pasar rakyat. Tujuannya untuk mengubah persepsi akan pasar tradisional yang kesannya mau bagaimanapun akan tetap tradisional. Namun, kali ini dengan standar yang ditetapkan, maka pasar pun bisa tetap tampil sebagai tempat yang nyaman untuk dikunjungi.

Lalu, apa lagi yang menarik dari Pasar Prawirotaman selain SNI-nya? Nah, pedagang di Pasar Prawirotaman juga sudah menyediakan pembayaran via Qris! Seru banget rasanya beli jajanan pasar cuma modal bawa hp. Bye-bye, uang kembalian.

Di pasar ini, teman-teman juga dapat menemukan ruang kolaborasi yang mirip seperti co-working space di lantai 4, loh. Daya tarik lainnya, ada rooftop cafe dan food court di bagian atas pasar. Model rooftop cafe ini biasanya hanya bisa diakses saat berkunjung ke hotel berbintang.

Nah, kalau ini cukup dengan berkunjung ke pasar. Asyik, kan? Ayo, ke Pasar Rakyat Prawirotaman!

2. Dunia malam dan dunia religi

Siapa bilang dua dunia ini perlu dipisahkan sejauh mungkin? Di sekitar kawasan Prawirotaman, kita dapat merasakan kehadiran masjid, bar, dan klub di jarak yang berdekatan, tanpa keributan.

Wisata malam di Jogja ini memang sempat hampir mati saat pandemi kemarin. Namun, ia perlahan kembali bangkit menggerakkan pariwisata dan perekonomian di daerah ini.

Persis di Jalan Prawirotaman sendiri ada tiga bar, seperti Till Drop, Boogie Down, dan Playon. Khusus Playon, katanya penamaannya suka bikin kisruh, Play-on atau Playon? Haha..

Meski berdekatan, ketiga bar ini mengusung konsep yang cukup berbeda dan jam buka yang juga berbeda. Kalau ingin merasakan wisata malam Jogja, maka cobalah berkunjung ke tiga tempat ini.

Namun, apabila aliranmu adalah religi, maka kunjungi masjid di sekitar kawasan Prawirotaman. Terlebih saat tulisan ini dibuat tengah ada di bulan ramadan.

Kamu wajib banget mencoba sensasi nuansa ramadan di masjid sekitar Prawirotaman! Haha, habis bahas klub malam, kok, bahas masjid? Tapi, kenapa tidak? Toh, bisa akur, loh.

Salah satu masjid yang terkenal akan hingar bingarnya, apalagi di bulan ramadan, adalah Masjid Jogokariyan. Lokasinya di Jalan Jogokaryan yang berjarak hanya sekitar 5 menit berkendara dari Jalan Prawirotaman II.

Masjid ini sangat inovatif dalam menggaet hati jamaahnya. Apakah kamu pernah mendengar beberapa inovasi dari masjid ini? Salah satunya adalah masjid ini saldonya selalu diusahakan nol! Loh, kok, begitu?

Jadi, prinsipnya adalah agar sedekah yang diberikan sesegera mungkin menjadi manfaat. Jangan sampai terlalu lama mengendap di bank ataupun di tangan pengurus. Unik bukan?

Jogja, dalam hal ini kawasan Prawirotaman dan sekitarnya, dapat menjadi contoh. Umat beragama maupun pecinta hiburan malam dapat saling bertoleransi menjalankan agendanya masing-masing.

3. Batik tulis 

Mungkin ada beribu kota yang bisa mengaku sebagai kota batik dan Jogja hanyalah salah satunya. Namun, sebagai pembedanya, di Jogja masih terdapat seni batik tulis dan batik lukis yang dikerjakan dengan tangan!

Saya beruntung sempat mencoba bagaimana rasanya mengukir lilin di sebuah kanvas dari kain. Rasa-rasanya saya punya bakat terpendam, ehehe… Ya, walau hanya asal-asalan saja. 

Batik Painting Course Jogja
Batik Painting Course Jogja | Foto: R. Hidayat

Di sekitar kawasan Prawirotaman, teman-teman dapat mengunjungi sentra batik bernama Batik Seno.  Lokasi tepatnya berada di Jalan Mantrijeron MJ 3/801.

Jangan salah, sentra batik ini sudah ada sejak tahun 1980-an, loh. Pemiliknya adalah Taslim BS. Batik Seno menjadi salah satu dari sedikit sentra batik lukis yang bertahan hingga kini.

Konon ceritanya, kawasan Prawirotaman dan sekitarnya sempat menjadi sentra batik di Jogja. Namun, semua itu berubah ketika negara api menyerang. Eh, enggak, ding. Maksudnya, ketika batik printing mulai merambah.

Proses pengerjaan yang cepat, kerapian, dan harga yang dapat ditekan membuat popularitas batik tulis tergeser oleh batik printing. Namun, hal itu tidak menggoyahkan Pak Taslim dan keluarga dalam mengembangkan batik tulis. Terbukti usahanya masih bertahan hingga kini.

Oh ya, bahkan pangsa pasar batik tulis milik Pak Taslim ini bukan hanya Jogja saja. Batik Seno sudah banyak mengekspor produknya  ke luar negeri. Saya makin bangga rasanya!

Di Batik Seno, teman-teman bisa membeli berbagai jenis batik dengan harga yang cukup terjangkau. Harganya tergantung ukuran kanvas yang kita pilih.

Kita juga bisa belajar membatik serta melihat langsung proses pembuatannya, loh. Seru banget pokoknya belajar tentang batik sambil praktek langsung di sini.

4. Seni grafiti

Jika teman-teman jeli memerhatikan, ada begitu banyak ukiran semprotan cat grafiti di tembok-tembok yang ada di daerah sekitar Prawirotaman. Bagi para seniman grafiti, daerah Prawirotaman merupakan daerah favorit karena banyaknya turis yang berlalu lalang di sini.

Artinya, banyak orang yang bisa melihat karya mereka. Tidak jarang juga, grafiti yang terdapat di tembok-tembok tersebut menjadi objek foto para wisatawan.

Grafiti Yogyakarta
Mural/Grafiti di Prawirotaman | Foto: R. Hidayat

Daerah ini juga menggaet banyak seniman luar daerah bahkan mancanegara untuk datang. Mereka membuat karya bekerja sama dengan seniman lokal Jogja.

Para seniman luar negeri tersebut datang tidak lain karena kagum dengan jiwa grafiti Jogja yang dinilai masih mengusung semangat awal hiphop. Fyi, hiphop sendiri terdiri dari 4 unsur, yakni breakdance, Dj-ing (musik), MC-ing atau rapping, dan grafiti.

Meski begitu, terdapat beberapa aturan tidak tertulis jika teman-teman hendak menggambar grafiti, ya! Teman-teman tidak boleh untuk “meniban” karya orang lain begitu saja.

Jika ingin meniban, maka pastikan keseluruhan karyanya kamu gantikan dengan karyamu. Jangan hanya setengah-setengah. Selain itu, harap tunggu dulu beberapa bulan, jangan catnya masih basah, tapi sudah langsung teman-teman gantikan. 

5. Makanan dari beragam negara di dunia

Di daerah sekitar Prawirotaman teman-teman dapat menemukan beragam panganan. Mulai dari jajanan pasar di Pasar Rakyat Prawirotaman hingga menu-menu olahan bule yang rindu akan makanan dari negara asalnya.

Sebut saja salah satunya adalah Rumah Cokelat Monggo. Produk cokelat Monggo ini dikembangkan oleh Thierry Detournay, seorang warga negara asal Belgia. Thierry mengkreasikan cokelat ala Belgia karena belum menemukan cokelat yang menurutnya enak di Jogja.

Berkat usaha kerasnya, showroom pertama cokelat Monggo berdiri pada tahun 2005 di Kotagede Jogja. Sementara, untuk kamu yang mau tahu detail pembuatan cokelatnya, maka bisa juga datang ke museum cokelat pabrik Monggo yang terletak di Bangunjiwo, Bantul.

Nah, kalau teman-teman sedang berada di sekitar Prawirotaman, maka bisa berkunjung ke salah satu cabangnya, yaitu Rumah Cokelat Monggo. Lokasinya di Jalan Tirtodipuran, persis di seberang Jalan Prawirotaman.

Di rumah cokelat ini, teman-teman bisa merasakan bagaimana menjadi Dewa Suku Aztec! Lho, kok, bisa? Konon dahulu kala, cokelat seduh merupakan berkah dari dewa yang diagungkan oleh masyarakat Aztec. Pun, biji cokelatnya saja bernilai sebagai mata uang, loh! Jadi, kalau mencicipi cokelat di sini, maka kamu akan merasakan menjadi tokoh paling berkuasa di Suku Aztec.

Terlepas dari cokelat, masih banyak panganan lain yang patut kamu coba. Sebut saja ViaVia, yang menjadi suaka makanan bagi turis asing. Di ViaVia makanannya bebas micin, loh! Kudapan seperti roti-rotiannya juga terhitung sehat karena pemilihan bahan dan pengolahannya memperhitungkan jumlah kalori.

 

Kuliner di Prawirotaman Jogja
Kuliner di Prawirotaman Jogja | Foto: R. Hidayat

Kemudian, ada juga My Little Warung, yang dikembangkan seorang chef asal Prancis. Lengkap banget, deh, kulineran di sini! 

6. Hostel dan Hotel!

Tidak asing rasanya melihat papan-papan nama hostel dan hotel di sepanjang Prawirotaman. Dari hostel budget dengan bunkbed-nya yang satu kamar berisi 4 sampai puluhan orang, hingga hotel berbintang dengan kemewahannya.

Namun, tahukah teman-teman bahwa Prawirotaman pernah beberapa kali berubah haluan? Seperti yang sudah ahas sebelumnya, daerah sekitar Prawirotaman sempat menjadi sentra batik. Kemudian, jauh sebelumnya, pada masa kekuasaan Sultan Hamengkubuwono II, daerah ini merupakan daerah militer.

Saya sedikit membahas sejarahnya dulu, ya. Konon, sebelum peristiwa serangan 1 Maret yang menjadi titik balik dari serangan agresi militer kedua Belanda, terjadi perekrutan anggota laskar dari daerah sekitar Prawirotaman. Laskar ini bernama hantu maut.

Salah satu monumen perjuangan Prajurit Hantu Maut dapat ditemukan di SD Negeri Prawirotaman. Kalau teman-teman berjalan kaki di area Prawirotaman, ada juga beberapa titik yang menunjukkan kisah perjuangan Laskar Hantu Maut ini.

Selepas masa perjuangan dan mengalami kesurutan di industri batik, maka warga di Prawirotaman melihat peluang pada industri pariwisata. Hal ini terlihat pada meningkatnya jumlah pariwisata di Jogja yang berkembang cukup pesat sekitar dekade 90-an.

Di momen inilah Prawirotaman kembali mengubah haluan dan menjadi kawasan pariwisata yang bertahan hingga kini. Ya, meski kawasan ini sempat ikut lesu di masa pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.

Jadi, jangan heran kalau teman-teman banyak menemukan penginapan yang menempati bangunan tua. Meski begitu, kondisinya jauh dari kata menyeramkan, kok. Malah seringkali kita bisa hangout dengan para bule di open space yang tersedia di hostel tersebut.

Oh ya, yang luar biasa dari hostel maupun hotel di kawasan Prawirotaman adalah pelayanannya yang sangatlah ramah! Para housekeeping maupun resepsionis senang menyapa ataupun mengobrol dengan siapa pun. Baik itu menyapa dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, maupun Bahasa Inggris. Tak jarang, ketika berangkat ke sini sendiri, eh, pulang-pulang sudah mendapat banyak teman dari beragam daerah. 

Penutup

Akhir kata, menurut saya, berwisata di Prawirotaman penuh dengan keseruan! Kamu bisa melakukan beragam aktivitas menarik di sini, apapun tujuan berkunjungnya. Entah itu untuk remote working, kulineran, atau sekadar transit. Bahkan, kamu dapat belajar budaya hingga melatih speaking dengan berbicara bersama turis mancanegara.

Jadi, kapan kamu akan bersenang-senang di Prawirotaman? Sesekali waktu ketika di Jogja, sempatkanlah mampir ke kawasan ini, ya. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *