Bukan Sekadar Destinasi Wisata Populer, War Remnants Museum Mengemas Apik Kisah Kelam Perang Vietnam

Di layar ponsel saya muncul notifikasi dari Facebook. Pengingat pada unggahan beberapa tahun silam saat liburan ke Ho Chi Minh City, Vietnam. Wah, rindu juga kembali ke negaranya uncle Ho ini. Oke, mari kilas balik sebentar. Kalau ditanya, destinasi wisata populer apa di Ho Chi Minh City yang paling membekas di ingatan saya? Maka, jawabannya adalah War Remnants Museum (Bao Tang Chung Tich Chien Tranh).

Kenapa kunjungan ke museum tersohor di Vietnam ini sangat berkesan? Yuk, saya ceritakan. Jadi, gini. Keterbatasan waktu liburan sebagai budak korporat membuat saya dan kawan-kawan tidak memiliki cukup waktu untuk masuk satu per satu ke tempat wisata.

Facade Museum Sisa Perang Vietnam
Foto: jejakdolan/@jemzamanda

Padahal, ada cukup banyak landmark dan ikon tempat wisata di pusat kota Ho Chi Minh. Menurut kami, kalau tidak berkunjung ke tempat populer tersebut, maka rasanya seperti kurang saja. Jadilah kami menyusun rencana perjalanan yang cukup padat.

Nah, supaya semua tempat yang tertera di itinerary berhasil kami kunjungi, maka skenarionya begini. Beberapa tempat hanya kami singgahi sebentar. Tidak usah masuk, cukup melihat-lihat sebentar dari luar. Kemudian, kami akan berfoto di depannya sebagai kenangan sekaligus penanda bahwa jejak kami sudah pernah sampai ke sana.  



Salah satu tempat yang ada di daftar kami saat itu adalah War Remnants Museum. Museum ini tersohor sebagai destinasi wisata wajib bagi para wisatawan, terutama yang baru pertama kali ke Ho Chi Minh City.

War Remnants Museum beberapa kali mendapat penghargaan Traveler’s Choice dari TripAdvisor pada 2013, 2015, 2016, 2017, dan 2023. Museum ini masuk dalam daftar top museum di level dunia.

Kami sebenarnya tidak berencana masuk ke museum ini. Ya, kami hanya ingin mampir saja. Selain untuk menghemat waktu, alasan lainnya adalah perihal nuansa suram dan kelam yang biasanya melekat pada museum.

Apalagi, War Remnants Museum ini menyimpan berbagai koleksi yang menceritakan secara detail tentang Perang Vietnam. Perang Vietnam merupakan peristiwa paling bersejarah yang sangat membekas pilu di hati dan ingatan warganya.

Eh, tapi akhirnya kami masuk juga, sih!

Setibanya di War Remnants Museum, kami sempat berfoto di bagian depan gerbang. Namun, entah kenapa kami kemudian berdiskusi yang intinya “benar enggak mau masuk ke dalam, nih?

Pasalnya, museum ini ternyata ramai sekali dengan pengunjung. Penampakan depan museum juga tidak seperti bayangan kami. Jauh dari kata suram (setidaknya menurut mata kami, ya).

tampak depan war remnants museum ho chi minh city vietnam
Tampak depan War Remnants Museum | Foto: jejakdolan/@jemzamanda

Kami pun penasaran, apa yang menarik di dalam sana sehingga wisatawan rela antre di loket. Bahkan, sebagian besar yang mengantre saat itu adalah wisatawan asing.

Setelah mengecek harga tiket masuk War Remnants Museum, ternyata tidak mahal-mahal amat, yaitu 40.000 VND per orang (wisatawan asing). Makanya, kami memutuskan untuk ‘ayo, masuk saja!’.

Ada apa saja di War Remnants Museum?

War Remnants Museum pertama kali dibuka untuk umum pada September 1975 silam. Kalau dipikir-pikir lagi, saya dan kawan-kawan beruntung bisa masuk ke museum ini. Kami menelusuri banyak cerita tentang Perang Vietnam melalui beragam koleksinya. 

Koleksinya sebenarnya sederhana saja. Namun, dengan pengelolaan, penataan, dan pencahayaan yang baik, museum ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi para pengunjungnya. Bagi saya pribadi, melalui koleksi di War Remnants Museum, saya bisa merasakan perih dan pilunya peristiwa perang ini di masa lalu.

Sesuai namanya, War Remnants Museum menyimpan berbagai koleksi yang berkaitan dengan Perang Vietnam. Mulai dari koleksi foto, dokumen bersejarah, senjata, diorama penjara, kendaraan militer, pakaian tentara, dan lain sebagainya. Semua koleksinya tersebar di open air exhibition dan ruang-ruang yang berada di ground floor, first floor, hingga second floor.

Saran saya, pelajari dulu denahnya kalau kamu ingin berkunjung ke War Remnants Museum. Tujuannya supaya kamu bisa mengunjungi tiap ruang dengan lengkap tanpa ada yang terlewat.

Tiap area/ruangan memiliki koleksi dan kisah yang berbeda. Kamu bisa akses langsung denah War Remnants Museum di website resminya (link di akhir artikel).

Pengalaman menjelajahi War Remnants Museum Ho Chi Minh City

Saat masuk ke halaman depan War Remnant Museum, ada open air exhibition. Di area ini, saya melihat beberapa koleksi seperti display pesawat tempur, tank, dan helikopter milik tentara Amerika. Psstt, pastinya area ini menjadi spot paling diincar oleh pengunjung untuk berfoto. Ya, termasuk saya juga, sih.

Koleksi yang tampak menarik (di mata saya) adalah helikopter Chinook CH-47 dan pesawat tempur AD6 Douglas A-1 Skyrider. Tampilannya gagah!

Koleksi pesawat di museum war remnants
Foto: jejakdolan/@jemzamanda

Masih di bagian luar gedung museum, ada ruang “imprisonment system during the vietnam war”. Ini bagian yang jangan sampai terlewat kalau menurut saya.

Coba cari dulu cafe museum (saya lupa nama cafenya). Kemudian, persis di sebelahnya ada sebuah pintu yang di atasnya tertera tulisan “Tiger Cages, Special Cells in Con Dao Jail”. Nah, masuk saja ke situ.

Di bagian ini, pengunjung akan disuguhkan dengan diorama penjara Con Dao. Con Dao adalah sebuah pulau yang berjarak sekitar 230 km dari pusat Ho Chi Minh.

Kalau menilik sejarahnya pada masa Perang Vietnam, ada sebuah penjara di Con Dao yang menjadi tempat bagi para tawanan perang. Di penjara ini, para tawanan disiksa secara brutal.

Pengunjung tidak perlu jauh-jauh ke Con Dao untuk melihat penjaranya. Di War Remnants Museum sudah dibuat dioramanya.

Dinding penjara dibuat tinggi dengan lilitan kawat besar di bagian atasnya. Kemudian, di sepanjang dinding penjara, ada deretan poster-poster yang menceritakan kisah pilu para tawanan pada masa itu.

Yang agak ngeri-ngeri, nih, yaitu display benda-benda yang dipakai untuk menyiksa para tawanan. Termasuk, pisau guillotine yang merupakan alat pemenggal kepala untuk mengeksekusi mati tawanan perang.

Selain itu, ada juga tiger cage yang dulunya dipakai untuk mengurung tawanan yang dianggap berbahaya. Kalau dilihat-lihat, ukuran tiger cage tidak seberapa besar.

Strukturnya yang terbuat dari pilinan kawat pun bakal makin menyulitkan orang yang terkurung di dalamnya. Pikir saya, pasti tersiksa sekali kalau jadi tawanan di dalam tiger cage ini. 

Selanjutnya, masuk ke bagian dalam, yuk!

Masuk ke area dalam, variasi koleksinya lebih banyak. Mulai dari bekas peralatan makan tentara, alat kesehatan, senjata, masker gas, peluru, laporan jurnalistik, hingga foto-foto lawas yang sarat kisah.

Ground floor war remnants museum vietnam
Ground floor | Foto: jejakdolan/@anugrahni

Yang saya suka, tiap koleksi dilengkapi dengan papan informasi yang jelas. Informasinya tertulis dalam bahasa lokal dan Bahasa Inggris. Hal ini memudahkan saya sebagai pengunjung untuk memahami lebih jauh cerita di balik koleksi yang dipajang tersebut.

War remnants museum saigon
Foto: jejakdolan/@anugrahni

Kalau kamu kuat jiwanya, maka saya rekomendasikan untuk meluangkan waktu mengamati secara detail koleksi foto-foto yang ada di museum ini. Kebanyakan foto menggambarkan bagaimana tersiksanya warga lokal akibat perang. Ada tawanan yang diperlakukan kasar oleh tentara, potret jasad bergelimpangan, hingga warga lokal yang cacat imbas perang.

Salah satu yang ikonik adalah foto berjudul “Teror of War” milik fotografer Associated Press, Hyun Cong Ut (Nick Ut). Foto ini viral lantaran banyak yang memuji, sekaligus mengecamnya.

Pada saat itu, sebuah pesawat tempur menjatuhkan bom napalm ke atas perkampungan Trang Bang. Percikan api dari bom napalm tersebut salah satunya mengenai pakaian seorang anak perempuan.

Teror of war photo viral
Koleksi “Teror of War” | Foto: jejakdolan/@jemzamanda

Pakaian si anak seketika menguap dan habis terbakar. Si anak yang mengalami luka bakar dan sudah telanjang itu berlari ketakutan menjauhi kampungnya bersama dengan beberapa anak lainnya. Nick Ut yang saat itu berada tidak jauh dari lokasi berhasil membidik momen tersebut.

Koleksi di ruangan ini bikin bergidik!

Salah satu ruangan yang sangat menarik sekaligus membuat saya bergidik adalah ruang ‘agent orange aftermath in the U.S. Aggressive War In Vietnam’. Ruangan ini berada di first floor.

Pada saat perang, tentara Amerika melakukan berbagai cara untuk menundukkan tentara Vietnam. Salah satunya adalah dengan penggunaan senjata kimia bernama agent orange.

Tentara Amerika menggunakan agent orange untuk memusnahkan produksi bahan pangan dan merusak pepohonan yang biasanya menjadi tempat persembunyian. Parahnya, agent orange ini memiliki kadar dioksin yang dapat menyebabkan penyakit kronis dan cacat genetis.

agent orange room
Agent orange room di first floor | Foto: jejakdolan/@jemzamanda

Foto-foto yang terpajang di ruangan ini menampilkan secara jelas bagaimana kondisi para korban agent orange. Selain foto, masih ada pula kotak kaca berisi janin yang terkena dampak dari agent orange.

Janin tersebut berkembang secara tidak normal (malformasi). Janin ini kemudian diawetkan sebagai salah satu koleksi di War Remnants Museum.

Saya ngeri membayangkannya. Hidup dengan rasa takut di tengah perang dan menyaksikan korban-korban berjatuhan saja rasanya sudah sangat menyiksa. Apalagi ini?

Meski perang telah usai, ternyata efek radiasi dari penggunaan senjata zat kimia masih menghantui hingga ke generasi-generasi selanjutnya. Banyak, lho,  warga Vietnam yang akhirnya memiliki keturunan dengan cacat fisik akibat efek radiasi agent orange ini. Sedih banget, ya?

Usai berkeliling, saya lalu berpikir begini…

Jika melihat perlengkapan militer yang serba mutakhir dan bagaimana perkasanya negara sekelas Amerika, kok bisa, ya, akhirnya mereka takluk? Hebat juga taktik perang gerilya Vietnam untuk menaklukan si raksasa Amerika.

Vietnam jelas tidak terasa ‘tenaganya’. Belum lagi kala itu warga negara Vietnam masih terpecah karena perkara memilih ideologi mana yang paling tepat bagi dasar negaranya. Pun, akhirnya mereka berbaris setia di garis kiri, warga Vietnam tetap terlebih dahulu harus merasakan pahit dan kerasnya berjuang hidup dalam sebuah perang.

Ragam koleksi museum sisa perang vietnam
Foto: jejakdolan/@jemzamanda

Secara keseluruhan, War Remnants Museum mengemas secara apik bagaimana kekerasan perang menimbulkan rasa takut dan penderitaan berkepanjangan. Bahkan, rasa kemanusiaan pun menjadi tidak bernilai. Begitu pula perjuangan untuk bebas dari belenggu menjadi nota penting yang tersisa dari Perang Vietnam.

Saya rasa, ini akan menjadi pembelajaran berharga bagi warganya, bahkan dunia. Perang atas nama kemanusiaan, perdamaian, atau ideologi sekalipun, jangan pernah sampai terjadi lagi.

Penutup

Sesuai rekomendasi para traveler di seluruh dunia, maka saya pun sepakat pada satu hal. Jika berlibur ke Ho Chi Minh City, maka sempatkanlah berkunjung ke War Remnants Museum ini. Kamu akan belajar banyak tentang sejarah masa lalu Vietnam yang hingga kini traumanya masih sangat membekas bagi kebanyakan warga lokal.

Oh iya, apakah tempat ini cocok untuk anak-anak? Tergantung keyakinan orang tua, sih. Beberapa koleksi foto memang terlihat cukup vulgar menggambarkan kekejaman di masa perang. Namun, kalau orang tua (yakin) bisa menjelaskan dengan baik kepada anak, maka tidak ada salahnya juga mengajak mereka untuk belajar sejarah di sini.

 

Informasi War Remnants Museum

Alamat

28 Vo Van Tan, Ward 6, District 3, Ho Chi Minh City, Vietnam

Jam buka

Setiap hari, 7:30 am – 5:30 pm

HTM

40.000 VND

Website

www.warremnantsmuseum.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *