Kawasan Pecinan Semarang Punya 3 Gang Menarik Ini, Sudah Pernah Ke Sana?

Salah satu kawasan menarik di Kota Semarang adalah Kawasan Pecinan. Kami sempat beberapa kali berkunjung ke sana. Selain mengunjungi beberapa klenteng yang memang banyak tersebar di kawasan ini, rupanya mbulusuk ke gang-gang kecil di kawasan Pecinan Semarang juga menawarkan sensasi berbeda. Inilah yang lalu membuat kami penasaran untuk masuk dari satu gang ke gang lain di Pecinan Semarang. Kami bisa melihat dari dekat sembari menangkap lebih banyak cerita yang hidup di dalamnya. Nah, dari beberapa gang, ada 3 (tiga) gang di Kawasan Pecinan Semarang yang cukup berkesan bagi kami.

Gang Baru: Menikmati Riuhnya Pasar Tradisional 

Gang Baru Pecinan Semarang
Gang Baru Pecinan Semarang | Foto: @jejakdolan
Lokasi Gang Baru: cek di Google Maps

Waktu terbaik mengunjungi Gang Baru adalah di pagi hari dengan berjalan kaki. Pada waktu tersebut, pengunjung bisa menemukan sebuah pasar tradisional yang cukup ramai. Lho, memangnya apa yang menarik dari pasar? Bagi kami, ya tentu saja menarik. Seringkali, pasar tradisional juga adalah ruang belajar. Ada banyak cerita dan hal-hal unik yang tersimpan di dalamnya.

Kami sudah dua kali berkunjung ke Gang Baru Pecinan Semarang. Riuh sebuah pasar tradisional menjadi suasana khas dari gang ini. Sejauh mata memandang terlihat aneka sayuran segar, buah-buahan, rempah, daging, hingga beragam hasil laut yang tertata di lapak para penjual. Kata seorang teman, budenya yang tinggal di area Semarang Timur sering rela jauh-jauh pergi berbelanja kemari.

“Sayurnya segar-segar. Udang dan cuminya juga besar-besar. Fresh banget. Coba deh kapan-kapan belanja di sana.” Begitu katanya saat kami tanya apa menariknya belanja di pasar Gang Baru.

Hal menarik lain dari Pasar Gang Baru adalah soal para penjualnya. Rupanya pasar Gang Baru tidak hanya menjadi tempat usaha bagi para etnis Tionghoa yang bermukim di kawasan Pecinan Semarang saja. Banyak juga penjual yang berasal dari luar kawasan Pecinan, baik itu yang beretnis Tionghoa maupun non Tionghoa. Malahan kalau diperhatikan, penjual di pasar Gang Baru ini  lebih banyak yang non Tionghoa.

Di Pasar Gang Baru kami juga menemukan kuliner unik. Beberapa kue tradisional Tionghoa memberi warna yang khas untuk pasar ini. Ada Kue Ku, Kue Moho, dan Kue Miku. Kami tidak begitu familiar dengan ketiga kue tersebut. Akibatnya, kami jadi banyak tanya sebelum membeli. Untungnya, para penjual kue tradisional tersebut cukup ramah dan sabar menjawab pertanyaan kami. Sesekali terselip ‘kode promosi’ supaya kami semakin tertarik membeli.

Gang Cilik: Menelisik Usaha Pembuatan Rumah Kertas

Gang Cilik di Kawasan Pecinan Semarang
Gang Cilik Pecinan Semarang | Foto: @jejakdolan
Lokasi Gang Cilik: cek di Google Maps

Tidak jauh dari Gang Baru, ada sebuah gang kecil yang bernama Gang Cilik. Ruas jalan gangnya tidak terlalu panjang jika dibandingkan dengan gang lainnya di Pecinan. Lalu, apa yang menarik dari gang ini?

Di Gang Cilik, kami menemukan sebuah rumah yang cukup menarik. Bukan bentuk bangunannya, tetapi aktivitas usaha yang dilakukan oleh si empunya rumahlah yang menarik perhatian kami. Rumah tersebut milik keluarga Bapak Ong Bing Hok. Ong Bing Hok adalah generasi keempat dari silsilah keluarganya. Beliau meneruskan usaha pembuatan replika rumah kertas yang sudah turun temurun menjadi usaha keluarga. Selain replika rumah, Ong Bing Hok juga membuat pesanan replika benda lain sesuai pesanan konsumen. Misalnya uang kertas, kapal kertas, dan lain sebagainya.

Dalam tradisi acara kematian orang Tionghoa, replika rumah dan replika benda-benda lainnya yang terbuat dari kertas memiliki makna khusus. Replika rumah dan benda-benda lainnya tersebut biasanya dibuat untuk ‘bekal’ kerabat yang telah meninggal. Diharapkan ‘di tempat yang baru’, kerabatnya tersebut tidak akan kekurangan segala kebutuhannya. Replika yang telah dibuat tersebut nantinya akan dibakar dan dilarung ke laut pada hari ke-49 setelah meninggalnya si kerabat.

Perjalanan Bapak Ong Bing Hok tidak mudah dalam mempertahankan usaha keluarganya. Beliau sempat susah payah saat krisis ekonomi pada 1998 silam. Beruntung beliau mampu menjaga keberlangsungan usaha pembuatan rumah kertasnya sampai saat ini. Bagi kami, keberadaan usaha Ong Bing Hok yang terus ada di Gang Cilik Pecinan Semarang ini menjadi magnet tersendiri.

Gang Warung: Nadi Perekonomian Pecinan Semarang

Gang Warung Kawasan Pecinan Semarang - Jejak Dolan
Gang Warung Semarang | Foto: @jejakdolan
Lokasi Gang Warung: cek di Google Maps

Di masa lalu, Gang Warung menjadi perlintasan warga pribumi dari kampung-kampung di luar Pecinan, utamanya yang berasal dari sebelah timur Kranggan. Warga pribumi membawa hasil bumi dan menjualnya di Gang Warung. Sementara itu, warga Tionghoa sendiri pun berdagang macam-macam barang seperti kain, kaca, kertas, dan lain sebagainya.

Nadi perekonomian di Gang Warung tersebut masih terasa sampai saat ini. Di Gang Warung masih terdapat banyak ruko yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi sekaligus pula menjadi tempat usaha dari si empunya.

Saat mengunjungi Gang Warung pada pagi atau siang hari, kami bisa melihat deretan ruko-ruko tersebut, lengkap dengan bermacam aktivitas perdagangan warganya. Sesekali kami sambil membayangkan bagaimana rupanya aktivitas perekonomian di area ini pada masa lalu.

Terakhir kali berkunjung ke Gang Warung, kami menemukan beberapa toko obat dengan penampakan lawas. Obat tradisional racikan khas Tionghoa kabarnya masih bisa ditemukan di toko-toko obat tersebut.

Waktu terbaik lainnya untuk mengunjungi Gang Warung adalah malam hari pada akhir pekan (Jumat, Sabtu, Minggu). Pada waktu-waktu tersebut, ada gelaran Waroeng Semawis. Waroeng Semawis menghadirkan banyak booth kuliner yang siap memuaskan lidah para pengunjungnya. Dari ujung ke ujung, kami puas menghirup aroma dan mencicipi ragam kuliner nan lezat. Suasana malam di Waroeng Semawis juga terasa khas dan makin semarak dengan lagu-lagu mandarin yang terdengar dari beberapa ruko. Terlihat para orang tua berkumpul untuk karaoke bersama.

***

Nah, kalau kamu ada waktu berkunjung ke Kawasan Pecinan Semarang, cobalah menyusuri ketiga gang favorit kami tadi. Siapa tahu, selain oleh-oleh kuliner khas Semarang, kamu juga bisa mendapatkan pengalaman menarik untuk dibawa pulang. Jangan lupa berbagi ceritanya kepada kami, ya?!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *