Es Badak Susu, Raja Lokal Minuman Soda di Tanah Sumatera Utara

Badak susu 1, ya, bu, pakai es.”

“Oke, es badak susu 1.”

Soda Cap Badak (Foto: https://instagram.com/@EatPorkLove
Soda Cap Badak (Foto: https://instagram.com/@EatPorkLove

Aku memesan minuman itu sambil meneteskan jeruk nipis di daging BPK (babi panggang karo). BPK ini sudah dilumuri sambal goti yang gurih dengan ragam rempah Sumatera. 

Makanan BPK dengan sayur, sup, dan sambal goti, nikmat ditemani segarnya soda Cap badak (Foto: lopiga.com)
Makanan BPK dengan sayur, sup, dan sambal goti (Foto: lopiga.com)

Sebagai seorang pekerja di daerah perkebunan kelapa sawit, maka jalan-jalan ke kota mencari BPK untuk dimakan menjadi bentuk self healing tersendiri. Tinggal di daerah perkebunan berarti siap dengan kendala terkait akses makanan enak.

Sebagian besar daerah Labuhan Batu tempatku tinggal merupakan perkebunan. Jarak ke kota mulai dari 45 menit hingga lebih dari 2 jam.

Sumatera Utara termasuk daerah dengan keragaman suku dan agama. Suku Batak yang dominan Kristen banyak menjadi penghuni di tiap bagian dari Sumatera Utara.

Sebagai seorang Tionghoa yang tidak ada pantangan makanan, aku sering mencoba ragam makanan olahan dari daging babi. Sama dengan teman-teman suku Batak, mereka juga senang mencoba makanan babi olahan warung makan Tionghoa. 

Interaksiku dengan teman-teman suku Batak cukup intens. Teman dari kalangan pekerja atau bahkan warga sekitar sering membagikan makanan pasca pesta. Mereka terkadang memberi sebungkus daging BPK sebagai wujud berbagi rasa syukur.

Makan daging babi, entah itu yang diolah menjadi saksang, BPK, babi kecap, ataupun ipumie Chinese dengan daging merahnya tidak lengkap jika tanpa minuman Cap Badak. Minuman ini selalu tersedia di rumah makan yang menyediakan daging babi.

Di negara mayoritas muslim, rumah makan halal dan haram biasanya terpisah. Temanku yang muslim menganggap Cap Badak sebagai minuman haram. Sebabnya, minuman ini terlalu sering muncul di rumah makan non-halal yang menyajikan menu B2 khas Batak maupun Chinese, khususnya di Sumatera Utara.

Selain Cap Badak yang populer di Sumatera Utara, ada juga Sarsaparilla Cap Kembang Api dari Palembang. Kemudian, ada Indo Saparella dari Jogja. Indo Saparella ini malah lebih dikenal sebagai minuman jadul yang halal. Banyak orang yang menyukai minuman ini sejak dulu.

Indo Saparella populer di Jogja, layaknya soda cap Badak di Sumatera Utara
Soda merek Indo Saparella (Foto: kumparan.com)

Jika mengecap rasanya, Soda Cap Badak maupun Indo Saparella bercita rasa mirip root beer yang ada di budaya Amerika. Root beer adalah minuman non-alkohol yang bercita rasa manis, bebas kafein, dan berkarbonasi. Biasanya dalam penyajiannya menggunakan es krim vanila.

Di Indonesia, khususnya Sumatera Utara, minuman Cap Badak dinikmati dengan susu kental manis. Persis seperti minuman Cap Badak yang sedang aku nikmati ini.

Root beer
Root beer dengan es krim vanilla (Foto:  https://www.jimbeam.com/en/cocktails)

Bagaimana ceritanya minuman yang berakar dari Amerika Utara ini bisa ada di Indonesia?

Cap Badak yang menjadi minuman soda khas Sumatera Utara ini lebih tua dari merek minuman bersoda lainnya di Indonesia. Diproduksi sejak 1916 oleh Heinrich Surbeck, seorang Swiss, pabrik ini bermula di daerah Siantar, Sumatera Utara.

PT Pabrik Es Siantar sebagai produsen Cap Badak menjadi pionir perusahaan minuman soda pertama di Indonesia. Bermula dari produksi minuman bersoda dengan beragam rasa buah tropis, seperti jeruk, anggur, dan sarsaparilla. Kini, pabriknya hanya memproduksi minuman rasa sarsaparilla ini. 

Di Indonesia, Cap Badak mencapai kejayaannya pada era 70an dan 80an. Bisa jadi saat era masa kejayaannya di tahun 70an berbarengan dengan era orde baru saat budaya barat kembali masuk ke Indonesia. Film-film barat banyak yang mempromosikan minuman sarsaparilla ini.

Dari minuman idola pada masa jayanya, kini Cap Badak tetap menjadi minuman rakyat yang ada di warung-warung daerah Sumatera Utara. Di Jawa, Cap Badak hanya ada di rumah makan medan. Itu pun sepertinya kebanyakan rumah makan medan di Jakarta. 

Meski melokal sebagai minuman rakyat, tetapi di wilayah Sumatera Utara, utamanya di rumah makan ini, ia tetap menjadi raja lokal. Ia menyingkirkan minuman fanta, coca-cola, maupun sprite yang mendunia dari tahta minuman soda favorit.

Minuman barat pun harus tunduk pada rajanya tanah Sumatera. Jika diibaratkan, ini seperti Sisingamangaraja XII, pahlawan batak, yang memerangi VOC. Sisingamangaraja XII menjadi yang disegani pada masa kejayaannya.

Nikmatnya menyantap makanan lokal ditemani es Badak susu

Sensasi soda yang mengigit dan segar bercampur dengan manisnya susu kental manis, terasa menyegarkan di tenggorokan. Apalagi, ada rasa dingin ketika ditambahkan es batu.

Rasa manis segar es susu Badak menjadi teman terbaik menyantap potongan-potongan daging babi panggang karo. Di lidahku terasa perpaduan gurih dan pedas. Ada juga sensasi getir tipis dari potongan daging babi yang diulek dengan sambal cabai hijau khas BPK, serta lumuran sambal goti yang umami. Rasa getir tipis menggigit ini tentunya muncul dari Andaliman, rempah Sumatera yang biasa disebut juga merica Batak.

Kombinasi BPK yang dimakan dengan nasi hangat, sayur lalapan, dan kuah tulang yang gurih sungguh nikmatnya tidak tertandingi. Apalagi, kalau makanan ini dikonsumsi saat cuaca dingin atau sehabis hujan.

Kalau kata orang Medan, makanan ini bisa memenuhi asupan rutin vitamin B2. Mau lebih komplit? Tentu saja harus ditemani minuman es soda badak susu yang segar!

Kuliner non-halal yang wajib dicoba saat ke Sumatera Utara

Soda Cap Badak adalah raja minuman di warung makan Sumatera Utara versi non-halal. Ia menjadi minuman yang selalu kupesan saat mencicipi salah satu kuliner favorit khas Sumatera Utara.

Menurutku, daging BPK dilengkapi dengan es badak susu adalah kombinasi kuliner yang wajib dicoba para pendatang ketika berkunjung di Sumatera Utara. Tentunya, makanannya khusus untuk yang non-muslim saja, ya. 

Seperti kata orang, tak kenal maka tak sayang. Kalau sudah kenal, maka pasti jadi ketagihan. Sepertinya kalimat ini cocok sekali untuk mereka yang belum pernah mencoba kombinasi kuliner ini.

Medan tempo dulu
Medan, Paris Van Sumatra Tempo Dulu (Foto: https://https://historia.id)

Ayo, main ke Medan. Kita putari kota yang pernah dijuluki Paris Van Sumatera ini. Kita kelilingi Sumatera Utara yang kaya dengan berbagai macam rempah, makanan, dan minuman. Nanti kita cerita tentang hari ini sambil menikmati es badak susu dan membicarakan tentang hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *